Ini sandal rajut pesanan. Benangnya menggunakan
katun Sweet Poyeng Sembur. Aku suka paduan warnanya yang serupa pelangi. Di samping
itu, penyebaran gradasi warnanya cocok dengan pola sandal ini. Polanya
dirancang oleh tim Drops Desain. Drops
Desain adalah merk benang yang dijual oleh produsen Eropa. Di samping menjual
benang, Drops juga menyediakan ribuan pola gratis yang menarik dan –menurut pandangan
pribadi saya—khas Eropa, yaitu metode rajutnya menggunakan teknik Fair Isle
Knitting. Hal lain yang aku sukai dari desain Drops adalah hak ciptanya
memperbolehkan pemakaian pola dari Drops untuk membuat rajutan yang dijual
dalam skala kecil, asalkan mencantumkan desainer rajutan tersebut. Anda suka
dengan sandal rumah ini? Silakan pesan. Harga sepasang sandal dengan benang
katun besar semacam ini dibanderol Rp. 65.000,-.
Senin, 26 November 2012
Sandal Rumah Lollipop
Sabtu, 24 November 2012
Benang Katun Termerserisasi
Segulung benang katun yang telah dimerserisasi.
Aunt
Lydia Crochet Thread ukuran 10. Diameter benang ini berukuran lace. Jarum
kait yang disarankan pada label bernomor 1,75mm. Baiklah, jadi benang ini cocok
untuk membuat rajutan renda kerancang. Satu-satunya hal yang membuat keningku
mengernyit adalah tulisan “made in India” pada labelnya. Jadi, benang merk
terkenal dari USA ini
diproduksi di India?
Aku membelinya karena penasaran dengan jenis
benang katun yang telah dimerserisasi. Konon, benang katun yang telah
dimerserisasi lebih kuat jalinan seratnya dan kilap. Setelah benang ini ada
dalam genggamanku, barulah aku dapat membedakannya daripada katun ICT. Benang
katun Aunt Lydia
lembut tapi kuat seperti tali. Pilinannya seperti benang nilon, kilapnya mirip
benang nilon, dan tidak berbulu sama sekali. Sejauh ini tidak aku temukan ada
serat yang tercerabut dari pilinan benangnya. Aku juga yakin benang sepanjang
320 meter/gulung ini tidak memiliki sambungan di tengah seperti yang biasa kita
temukan pada benang katun buatan lokal.

Minggu, 18 November 2012
Selendang Melati
Semenjak
pertama kali aku melihat selendang Echo Flower di ravelry,
aku langsung jatuh hati. Aku ingin memilikinya. Seketika aku ingin merajutnya,
apalagi selendang Mawar Putih
yang tengah aku rajut tengah menunggu jarum baru untuk menyelesaikannya –jarum
lama yang terbuat dari bambu cedera ujungnya, sehingga benang tipis yang aku
gunakan untuk merajut selendang itu selalu saja tersangkut pada ujung jarum--.
Setelah 3
selendang kerancang sebelumnya aku rajut dengan benang berkualitas standar,
kali ini aku ingin merajut dengan benang berkualitas baik. Selain karena aku
ingin menggunakan benang berkualitas baik simpananku –benang bagus tidak akan
terlihat indah bila tidak pernah dirajut menjadi sesuatu--, aku juga khawatir
hasil rajutan benang standar tidak menampilkan kecantikan polanya secara
maksimal. Untuk mengulang kembali rajutan yang kurang memuaskan, aku khawatir
tidak punya waktu, malas, atau sudah ingin merajut benda yang lain lagi. Jadi
tidak ada alasan aku membuang waktu merajut selendang idaman ini dengan benang
standar.
Benang
pilihanku untuk selendang ini berserat campuran wol merino-sutera produksi
cascade yarns, cascade
heritage silk. Benang ini sangat lembut, empuk, kenyal, dan sedikit kilap.
Benang
lembut dan empuk ini sangat mudah dirajut dan nyaman saat disentuh. Saking gemasnya dengan benang ini, ingin rasanya aku mengunyahnya. Benang
heritage silk digulung dalam bentuk untiran, jadi aku harus menggulungnya dulu
ke bentuk bola sebelum dapat menggunakannya. Cara menggulung benang untir dapat
dibaca pada tulisanku di tautan
ini.
Aku mulai
merajut selendang melatiku pada tanggal 4 November malam hari. Hanya beberapa menit saja,
kemudian aku mengantuk. Aku melanjutkannya pada keesokan harinya. Aku merajut sepanjang
pagi karena aku terkena gejala flu dan cuti untuk beristirahat di rumah.
Delapan hari kemudian, selendang ini pun selesai. Wow! Ini selendang tercepat
yang pernah aku rajut. Aku terobsesi dengan selendang ini, sehingga hampir
setiap waktu dapat merajut, aku merajutnya. Rasanya sampai eneg. Ha ha ha.
Pada hari
kamis, 15 November, aku mengebloknya. Pengeblokan (blocking) adalah sentuhan akhir pada rajutan kerancang. Pengeblokan berguna untuk memekarkan lubang
kerancang pada rajutan, sehingga rajutan akan menampilkan keindahan motif
kerancang secara sempurna. Selendang ini aku blok dengan cara:
- Menjelujur benang nilon pada tepi atas selendang untuk hasil blok yang mulus pada bagian atas.
- Merendam selendang di dalam air hangat yang telah dicampur dengan sedikit deterjen selama kurang lebih 10-15 menit.
- Meniriskan air dari selendang dengan cara diremas, membentangkannya pada selembar handuk besar, dan menggulungnya di dalam handuk selama kurang lebih 10 menit.
- Mengeluarkan selendang dari kepompong handuk.
- Mengikat benang nilon di atas selendang pada suatu tempat di atas alas blok.
- Menusukkan jarum pentul di tengah atas selendang.
- Menarik bagian tengah bawah selendang segaris dengan jarum pentul.
- Menarik ujung-ujung tepi selendang yang ingin dikerucutkan, lalu menusuk ujung tersebut dengan jarum pentul.
Setelah
selendangku kering, aku mencabut semua jarum pentul dari selendang. Aku
membiarkan selendang itu beristirahat dari masa tegangnya selama beberapa
waktu.
Selendang
itu kini telah bertransformasi menjadi selendang cantik yang menawan! Selendang
Bunga Echo Melati yang kucinta ;p
Lebih banyak
foto dapat dilihat di:
Senin, 05 November 2012
Cara Menggulung Benang Untir
Benang rajut yang dijual digulung dengan beragam bentuk. Ada yang digulung berbentuk silinder, berbentuk bola, dan berbentuk untir. Untuk benang berbentuk silinder dan bola, kita bisa langsung mengambil ujung benangnya untuk merajut. Kita tidak perlu khawatir benang akan kusut selama merajut, apalagi bila sebelum merajut kita meletakkan benang pada wadah tertutup berlubang kecil sebagai jalan bagi aliran benang. Benang silinder maupun bola tidak akan bergulir ke sana kemari. Namun benang untir perlu digulung sebelum digunakan. Apabila tidak digulung dengan cara yang benar, proses menggulung benang dapat memakan banyak waktu dan emosi. Dulu saya membuka untiran dan meletakkannya di lantai sebelum digulung pada sekeping karton. Saya menghabiskan waktu sekitar 2 jam hanya untuk menggulung.
Seiring dengan semakin seringnya saya berinteraksi secara online dengan para perajut, saya menemukan beberapa teknik menggulung benang untir. Salah satu cara mengurai benang untir yaitu menggunakan alat khusus bernama payung pengurai benang (yarn swift). Benang dibentangkan dan dilingkarkan pada alat. Selanjutnya, benang digulung dengan alat penggulung benang elektrik(yarn winder) atau menggunakan tangan saja. Sayangnya, alat pengurai benang ini harus diimpor, sehingga harganya berkisar antara Rp. 250.000-Rp. 400.000,-. Untuk menghemat biaya, banyak perajut yang membuat sendiri alat pengurai benang dengan berbagai bentuk.
Saya sendiri tidak membuat alat pengurai khusus, tapi saya membuat tiruan alat pengurai yang bisa dibongkar pasang dengan memanfaatkan barang rumah tangga. Berikut ini cara saya mengurai dan menggulung benang untir.
Siapkan:
1. Tudung saji besar berbentuk lingkaran.
2. Kain lebar yang bersih.
3. Bangku kecil (tambahan).
4. Benang untir.
Cara mengurai dan menggulung benang:
1. Buka benang untir dengan hati-hati. Bentangkan hingga untiran berbentuk lingkaran. Lepaskan ikatan-ikatan di tepian benang untir.
2. Letakkan tudung saji di lantai, lalu tutupi dengan kain. Lingkarkan benang pada tudung saji. Usahakan lingkaran benang tidak longgar pada tudung saji. Letakkan bangku pada salah satu sisi tudung, sehingga posisi tudung mengarah ke samping. Berdirilah atau duduklah menghadap arah condong tudung saji. Ambil ujung benang yang berada pada lingkaran luar.
3. Gulung benang pada dua jari atau tiga jari. Sisakan ekor benang yang panjang bila ingin bola benang ditarik dari tengah saat dirajut. Setelah gulungan benang menutupi jemari, lepaskan jemari dari belitan benang. Pegang bulatan kecil benang diantara jari jempol dan jari telunjuk. Lanjutkan proses penggulungan dengan melampaui jari jemari pemegang benang. Tindakan ini penting agar benang tidak digulung terlalu kencang. Benang yang digulung terlalu kencang akan kehilangan elastisitasnya, terutama pada benang yang berasal dari bulu binatang. Ratakan penyebaran gulungan benang agar benang berbentuk bola.
4. Saat benang pada tudung saji tinggal sedikit, benang akan mulai berantakan. Betulkan posisinya agar lingkaran benang tidak kusut selama menyelesaikan penggulungan. Bola benang siap untuk dirajut.
Sabtu, 03 November 2012
Penanda Rajutan
Penanda rajutan (stitch marker) biasanya digunakan untuk menandai baris pada saat merenda (crochet) dan menandai batas motif pada saat merajut (knit). Pada saat merajut sesuatu yang memiliki
motif, --baik itu motif variasi tusukan knit dan purl, lace, kabel, maupun
twist-- penanda ini sangat membantu perajut untuk mengetahui tusukan yang menjadi
batas pergantian motif. Beberapa kali saya merajut lace tanpa menggunakan
penanda, akibatnya saya sering melakukan kesalahan merajut. Motif kerancangnya
menjadi berantakan, sehingga saya harus membongkar tusuk-tusuk rajutan sebanyak
satu baris sampai beberapa baris. Saya anjurkan Anda untuk menggunakan penanda
rajutan saat merajut sesuatu yang memiliki motif. Jadi saat melakukan
kesalahan, Anda tidak terlalu payah mencari letak tusuk yang salah tersebut. Tindakan
kecil menyelipkan penanda pada pergantian motif terbukti menghemat waktu.
Penanda rajutan sendiri
bermacam-macam model dan bentuknya. Namun semua model tersebut memiliki satu
fungsi saja, yaitu sebagai penanda. Macam-macam penanda rajutan yaitu.
- Penanda rajutan yang didesain khusus dengan model yang keren.
- Tiruan peniti.
- Peniti.
- Klip kertas.
- Sehelai benang bekas ukuran pendek yang disimpul sehingga berbentuk cincin.
Beberapa gambar dan cara
menggunakan penanda rajutan dapat dibaca pada halaman
ini. Penanda yang paling nyaman digunakan tergantung masing-masing pribadi.
Oleh karena itu, ada baiknya Anda mencoba semua jenis penanda tersebut.
Untuk saya pribadi, saya
memilih menggunakan penanda dari klip kertas dan benang bekas. Alasannya sangat
sederhana, kedua penanda tersebut sangat ekonomis harganya. Diantara kedua
penanda itu, saya lebih menyukai benang bekas. Alasannya, baru-baru ini saya
merajut Scarf
Juliet desain karya Louisa Harding. Awalnya saya menggunakan klip kertas
berwarna sebagai penanda. Namun setelah merajut setengah bagian scarf, saya mengganti
klip kertas dengan benang bekas. Ternyata jauh lebih mudah merajut dengan
penanda benang bekas daripada klip kertas. Benang yang lentur dan fleksibel itu
sangat mudah meliuk ke depan dan ke belakang jarum, mengikuti irama saya saat
memindahkannya dari jarum kiri ke jarum kanan. Berbeda dengan klip kertas yang
keras, sehingga sayalah yang harus menyesuaikan diri saat memindahkannya dari
jarum kiri ke jarum kanan. Perhatikan gambar berikut.
Apabila Anda ingin memiliki
penanda rajutan yang unik, Anda dapat membuatnya sendiri. Tutorial pembuatannya
dapat di baca pada halaman
ini.
Langganan:
Postingan (Atom)